Pages

 

Thursday, February 22, 2018

PENDIDIKAN SEKS INDONESIA

0 comments



Kabar yang beredar mengenai kekerasan seksual terhadap anak membuat orang tua khawatir akan perkembangan psikologis dan keamanan pribadi anak. Kasus kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia terus terjadi. Sasaran yang dituju bukan hanya remaja tetapi sudah mewabah ke anak anak. Salah satunya menurut berita yang ditulis oleh Achmad Sudarno pada lipitan6.com dipaparkan bahwa bocah berumur 13 tahun dicabuli tiga pemuda di sebuah kamar kos. Peredaran berita tersebut membuat para orang tua semakin khawatir akan perkembangan anaknya.
Kementrian sosial menyampaikan terdapat 60-70% kasus kekerasan seksual anak ditangani lapas anak dan panti anak (Fauziah et al, 2016). hal ini menunjukan bahwa anak anak sering menjadi pelaku dan korban dalam kekerasan seks. Pengetahuan anak anak mengenai perlindungan diri sangat minim dan kurangnya hak-hak yang perlu di berikan supaya anak tidak terjerumus  menjadi pelaku maupun korban kekerasan anak. Oleh sebab itu, penyampaian pendidikan materi seks secara benar dan jelas kepada anak menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak. Kekerasan seks harus diminimalisir agar kedepan nya tidak terjadi kekerasan seks pada anak. Urgensi ini berawal karena anak adalah penerus generasi di masa depan yang menentukan nasib dari negara Indonesia ini. Usaha penyampaian pendidikan seks ini perlu dilakukan mengingat masih banyak nya orang tua yang menganggap hal ini sebagai hal yang tabu. Paradigma negatif tersebut membuat orang tua enggan menyampaikan pendidikan seks, problematikanya dan cara menghindarinya. Sedangkan masa anak-anak merupakan masa dimana seseorang anak melakukan proses pembentukan diri secara permanen untuk kedepannya. Proses penanaman pembentukan diri ini bisa dilakukan oleh orang terdekat, seperti keluarga dan lingkungan.
Kurangnya pengawasan orang tua membuat anak-anak terekspos bahaya dunia maya, apalagi mereka kian pintar berkelit (Magdalena, 2010). Hal ini menunjukan peran orang tua dalam penanaman pendidikan seksual pada anak sangatlah besar dalam membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya, termasuk mengarahkan rasa ingin tahu seorang anak pada setiap batasan-batasan yang wajar dilakukan dan diterima oleh anak, dalam batasan yang baik maupun dalan batasan yang buruk. Sehingga dapat mengurangi terjadinya pergaulan bebas. Banyak faktor penyebab kurangnya pengetahuan anak terhadap materi seksual selain penyampaian dari orang tua yang kurang, yaitu faktor dari lingkungan, seperti teman dan dunia maya. Bagi seorang anak, teman adalah merupakan pengasuh paling dominan diluar keluarga. Terkadang seorang anak melawan orang tua ketika dinasehati, namun bisa langsung berubah tanpa perlawanan jika dibisiki oleh teman. Apalagi seorang anak ketika diluar rumah, yang utama teman lah yang menemani mereka. Teman yang buruk akan dapat menjerumuskan anak ke dalam hal buruk pula, apalagi seorang anak sangat mudah terpengaruh, termasuk terpengaruh hal-hal buruk tentang seksualitas. Dalam era sekarang, dunia maya seakan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, tidak terkecuali anak anak. Saat ini anak dapat mengakses internet dengan sangat mudah, mereka bisa mencari apa saja yang mereka inginkan di internet, termasuk mengakses suatu hal buruk mengenai seksual.
Pendidikan seks (sex education) merupakan usaha pengajaran terhadap anak mengenai problematika seksual. Tujuannya untuk menanamkan pembentukan diri pada anak serta mendidik generasi yang paham akan perkara seks beserta problematikanya dan agar anak mampu membedakan antara hal yang buruk dan baik yang harus dilakukan dan yang harus dihindari. Upaya untuk memberikan materi pendidikan lebih baik dilakukan oleh orang tua karena, orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak sehingga penerimaan oleh anak bisa diterima dengan maksimal. Tetapi dalam posisi orang tua seperti itu tidak bisa dibilang sepenuhnya salah atau benar karena, dalam proses mendidik dan penanaman pembentukan diri anak juga dibutuhkan dukungan anggota keluarga yang lain dan lingkungan anak itu sendiri. Terlebih lagi jika kedua orang tua anak sama-sama sibuk bekerja diluar rumah akibat tuntutan kebutuhan. Orang tua tidak dapat selalu mengawasi anak 24 jam penuh, seperti waktu dimana ibu tidak bekerja, melainkan dirumah saja. Pada kondisi ibu tidak bekerjapun, ia tidak dapat mengawasi 24 jam penuh, sebab ada waktu dimana anak jauh dari rumah, yaitu ketika seorang anak bersekolah, bermain dan sebagainya.
Metode quality time sangat bagus dan pas untuk diterapkan sebab metode ini menekankan pada pemberian waktu kepada anak untuk memahami pendidikan seksual secara santai. orang tua sangat dianjurkan sebagai penyampai pendidikan seksual itu sendiri. Rincian metode quality time ini dapat diakukan dengan cara mengulang apa yang dipelajari anak di sekolah mengenai bagian tubuh serta kelamin dan fungsinya masing masing anggota tubuh tersebut. kemudian orang tua juga mengajarkan cara menjaga kebersihan dan sentuhan yang wajar dan diperbolehkan (Fauziah et al, 2016). Biasanya akan terjadi dialog setelah orang tua menjelaskan sebab, tidak bisa dipungkiri pikiran anak masih kritis dalam menanggapi sebuah permasalahan, hal ini karena dalam usia anak, mereka memiliki rasa ingin tau yang tinggi terhadap suatu hal.
            Dari permasalahan utama yaitu banyaknya peluang untuk melakukan kejahatan seksual terhadap anak, seorang anak harus dibekali pengetahuan melalui metode quality time. Selanjutnya pengawasan orang tua dan kelurga juga sangat penting dalam hal ini. Pendekatan orang tua terhadap anak juga harus dilakukan. Metode quality time sangat dianjurkan kepada orang tua. Metode quality time ini merupakan solusi untuk mewujudkan komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak. Dalam upaya memberikan materi pendidikan seksual pada anak, orang tua dapat menyampaikan ruang lingkup seputar menjaga tubuh serta bagian intim dari segi kebersihan, sentuhan yang diperbolehkan dan problematikanya
            Ketika penyampaian mengenai pendidikan seksual kepada anak, orang tua harus dapat memahami kondisi anak. Pemilihan waktu merupakan suatu hal yang harus diperhatikan oleh para orang tua. Misalnya, ketika anak dalam kondisi mengantuk, lelah, atau lapar. Dalam penyampaian materi pendidikan seks jika tidak tepat dan tidak efisien maka, akan menghilangkan fokus belajar anak dan tidak akan bisa  menghasilkan pembelajaran yang maksimal. Dengan demikian orang tua harus bisa mengkondisikan waktu belajar yang efektif seorang anak. Selain dapat memberikan pendidikan seksual terhadap anak metode quality time juga dimaksudkan untuk memanfaatkan waktu kosong bersama keluarga, ketika ada waktu senggang orang tua harus melakukan sebuah kegiatan yang berorientasi pada penambahan ilmu pengetahuan melalui sharing  atau berbagi cerita dengan anak. Hal ini juga membuat anak dan orang tua semakin dekat.
            Selain penyampaian pendidikan seksual terhadap anak, orang tua juga hrus bisa memberikan pedidikan moral kepada anak. Moral baik harus ditanamkan pada anak karena moral juga penting, dengan moral anak bisa menghindari kemungkinan terjadinya kekerasan seksual. Apabila orang tua terlalu sibuk, terpaksa orang tua tetap harus menyediakan waktunya untuk sekedar duduk dan ngobrol dengan anak. Karena seorang anak juga butuh diperhatikan, dengan perhatian orang tua dan anak akan semakin dekat, sehingga penyampaian pendidikan seksual dan pendidikan moralpun dapat diterima dengan mudah oleh anak.
            Kesimpulannya, dalam pemberian materi pendidikan seksual kepada anak, dapat dilakukan dengan metode quality time dengan tahapan mereview, penyampaian dan tanya jawab. Untuk memaksimalkan hasil pembelajaran orang tua harus melakukan pendekatan terhadap anak dengan meluangkan waktu untuk sekedar duduk dan mengobrol dengan anak. Oleh danis/pba 2017.

0 comments:

Post a Comment